Makanan Rendah Karbo VS Rendah Lemak, Mana yang Lebih Ampuh Turunkan BB?

Clawoord EduCenter,
0
Makanan Rendah Karbo VS Rendah Lemak, Mana yang Lebih Ampuh Turunkan BB?

 

Ada banyak cara mengatur porsi makan untuk menurunkan berat badan. Dua yang paling populer di antaranya adalah dengan konsumsi makanan rendah karbo dan makanan rendah lemak. Makanan rendah karbo disebut-sebut bisa mengurangi rasa lapar dan mengurangi usaha untuk bakar kalori. Sedangkan makanan rendah lemak tujuannya untuk menghindari penumpukan lemak dalam tubuh. Keduanya sama baiknya, tapi mana yang lebih ampuh turunkan BB?

 

Memahami diet rendah karbo

 

Via Freepik

 

Saat menjalani diet makanan rendah karbo, konsepnya adalah membatasi asupan karbohidrat harian. Ada 3 tipe diet makanan rendah karbo, yaitu

  • Diet sangat rendah karbohidrat: jumlah karbohidrat yang dikonsumsi harus kurang dari 10% dari total kalori harian atau 20-50 gram per hari dengan diet 2000 kalori.
  • Diet rendah karbohidrat: jumlah karbohidrat yang dikonsumsi harus kurang dari 26% dari total kalori harian atau kurang dari 130 gram per hari dengan diet 2000 kalori.
  • Diet karbohidrat sedang: jumlah karbohidrat yang dikonsumsi 26%-44% dari total kalori harian.

Diet sangat rendah karbohidrat bersifat ketogenik atau ketosis. Kondisi metabolisme ini memanfaatkan cadangan lemak sebagai sumber energi sehingga lemak akan terbakar dan berat badan akan turun. Diet rendah karbohidrat umumnya membatasi aneka makanan dan minuman manis. Bahkan ada beberapa metode yang juga membatasi sumber karbohidrat sehat seperti biji-bijian, buah-buahan tinggi karbohidrat, pasta, dan kacang-kacangan.

Di samping itu, ada pula asupan protein yang justru perlu ditingkatkan seperti ikan, daging, telur, produk susu berlemak tinggi, dan sayuran yang tidak dibalur tepung.

 

Memahami diet rendah lemak

 

Via Freepik

 

Diet dengan membatasi makanan rendah lemak dilakukan dengan cara membatasi asupan lemak hingga kurang dari 30% total kebutuhan kalori harian. Makanan berlemak tinggi yang paling wajib dibatasi konsumsinya adalah minyak goreng, mentega, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu berlemak tinggi.

Sebagai gantinya, kamu disarankan untuk konsumsi makanan rendah lemak seperti buah-buahan, sayuran, putih telur, unggas tanpa kulit, yogurt rendah lemak, susu skim, daging sapi atau babi tanpa lemak.

 

Makanan rendah karbo VS rendah lemak

 

Kamu galau mau diet rendah karbo atau rendah lemak? Jangan pusing, karena sudah ada berbagai penelitian yang mencari tahu efektivitas dari kedua tipe diet tersebut. Yuk, kita bandingkan dari berbagai aspek berikut!

  • Efektivitas dalam menurunkan berat badan

Hasil penelitian lebih banyak menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat jauh lebih efektif dibandingkan diet rendah lemak untuk menurunkan berat badan dalam jangka waktu pendek. Setidaknya, 132 orang yang obesitas dan mengikuti diet rendah karbohidrat selama 6 bulan, berhasil mengurangi berat badan hingga 3 kali lebih banyak dibandingkan mereka yang mengikuti program diet rendah lemak.

  • Efektivitas dalam mengurangi lemak

Berat badan sudah turun, belum tentu lemaknya ikut berkurang. Nah, menurut penelitian, diet rendah karbohidrat juga ampuh untuk mengurangi kadar lemak di dalam tubuh. Studi yang dilakukan selama 16 minggu menemukan fakta bahwa mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat dan rendah kalori mengalami penurunan lebih besar terhadap lemak perut.

  • Efektivitas dalam mengurasi rasa lapar

Ini dia yang cukup dipertimbangkan oleh para pelaku diet, program yang bisa bantu mengurangi rasa lapar. Hasil penelitian menyebutkan bahwa diet rendah karbohidrat dan tinggi protein dapat mengurangi rasa lapar dan meningkatkan mood lebih efektif dibandingkan dengan diet rendah lemak. Tidak heran kalau diet rendah karbo bisa diandalkan dan dilakukan dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, diet dengan makan makanan rendah karbo jauh lebih efektif untuk menurunkan berat badan. Namun keputusan untuk diet makanan rendah karbo atau rendah lemak, sebaiknya dipertimbangkan kembali dengan kondisi kesehatan masing-masing. Agar lebih aman, konsultasikan terlebih dulu kepada dokter atau tenaga ahli.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Be the first to write a comment.

Your feedback